Awal Mula “Haus!”: Dari Ide Sederhana di Lahan Minim
Bisnis gerai minuman di tanah air, terutama di kota-kota metropolitan seperti Jakarta kian menjamur. Apalagi gerai dengan desain yang memikat akan menambah daya tarik. Namun, berbeda dengan bisnis minuman yang didirikan oleh PT. Inspirasi Bisnis Nusantara atau yang lebih dikenal dengan merek “Haus!”. Sebab, gerai perdana Haus Indonesia hanya bermodalkan tempat berukuran mini, 4×4 meter persegi.
Filosofi “Semua Berhak Minum Enak” dan Target Pasar yang Tepat
Haus Indonesia lahir pada Juni 2018 atas inisiatif empat sekawan: Gufron Syarif, Daman, Feri, dan Sigit. Gerai pertama “Haus!” berlokasi di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat dengan area terbatas 4×4 meter persegi. Nama “Haus!” yang dipilih untuk bisnis minuman mereka terbilang simpel, mudah diingat, dan dipahami khalayak luas. Latar belakang Gufron dkk memulai “Haus!” adalah belum adanya minuman kekinian yang menyasar segmen ekonomi menengah ke bawah (middle low).
Oleh karena itu, mereka mendirikan Haus Indonesia dengan visi menciptakan merek minuman yang terjangkau bagi semua kalangan, dengan fokus utama pada pasar middle low. Gufron dkk juga mengusung tagline “Semua berhak minum enak,” yang kini terbukti dengan pesatnya perkembangan Haus Indonesia.
Strategi Harga Terjangkau dan Kesuksesan di Awal Pembukaan
Gufron dkk menetapkan target harga minuman di kisaran Rp5.000 – Rp15.000 dan mencari produk minuman yang sesuai dengan rentang harga tersebut. Dengan harga produk Haus Indonesia yang ramah di kantong berbagai lapisan masyarakat, gerai pertama Haus Indonesia berhasil membuka jalan bagi bisnis minuman yang dijalankan Gufron dkk. Di hari pertama pembukaan, mereka mencatatkan omzet fantastis hingga Rp1,5 juta, meningkat menjadi Rp2 juta di hari kedua, dan mencapai Rp4 juta per hari di hari ketiga.
Awalnya hanya menargetkan penjualan 300-400 cup per hari, namun ternyata penjualan melesat tiga kali lipat, mencapai 1000 cup per hari. Keuntungan harian yang terus meroket membuat Gufron dkk optimis akan pertumbuhan bisnis mereka. Alhasil, mereka segera menambah karyawan seiring dengan meningkatnya performa gerai pertama. Dua bulan setelah merintis bisnis minuman kekinian ini, Gufron dkk memutuskan untuk membuka cabang baru Haus Indonesia. Modal awal usaha ini tidak berasal dari patungan, melainkan menggunakan sistem investasi untuk pembukaan gerai. Daman menjadi investor pertama dengan suntikan dana sebesar Rp150 juta, dan pendanaan untuk gerai berikutnya baru melibatkan founder lainnya.
Menjaga Kualitas dengan Tidak Menerapkan Sistem Franchise
Dalam mengembangkan gerai kedua dan seterusnya, pemilik bisnis minuman ini memilih untuk tidak memberlakukan sistem franchise. Langkah ini diambil demi menjaga kualitas merek Haus Indonesia. Gufron dkk ingin memastikan operasional seluruh cabang berjalan dengan baik. Mereka meyakini bahwa kualitas merek dapat dipertahankan melalui pengalaman pelanggan terhadap produk dan layanan, serta strategi pemasaran dan komunikasi yang efektif. Seluruh gerai Haus di Indonesia akan dimiliki dan didanai langsung oleh manajemen Haus Indonesia di bawah naungan PT. Inspirasi Bisnis Nusantara.
Pengalaman dan profesionalitas yang dimiliki bisnis ini berhasil menarik minat investor besar, salah satunya adalah PT. BRI Ventures. Haus Indonesia berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp30 miliar dari PT. BRI Ventures. Dana ini memungkinkan Haus Indonesia untuk membuka banyak cabang di berbagai wilayah Indonesia. Saat ini, Haus Indonesia telah berekspansi ke kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya dengan total 126 gerai. Haus Indonesia juga berencana untuk terus melebarkan sayap ke kota-kota lain di Indonesia, serta terus berinovasi dalam pengembangan produk. Hal ini terbukti dengan semakin beragamnya varian menu minuman dan hadirnya menu makanan seperti roti dan camilan sebagai pelengkap bisnis Gufron dkk.
Dalam kurun waktu 3 tahun, Haus Indonesia berhasil meraih pencapaian yang luar biasa dalam industri minuman. Hal ini tercermin dari omzet bulanan yang mencapai Rp20 miliar dengan total penjualan 2 juta cup per bulan. Selain itu, Haus Indonesia juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi banyak orang, dengan jumlah karyawan mencapai 800 orang.
Inovasi Produk dan Diversifikasi Menu
Haus Indonesia menawarkan lebih dari 30 pilihan menu minuman yang disajikan dalam kemasan gelas plastik praktis. Bisnis minuman ini juga tidak terbatas pada satu jenis minuman, seperti teh atau kopi saja. Para pendiri Haus Indonesia menyadari bahwa produk minuman memiliki siklus hidup (life cycle) layaknya industri fashion. Oleh karena itu, mereka tidak ingin bisnis minuman mereka hanya bergantung pada satu jenis produk yang berpotensi memiliki life cycle yang singkat. Menu minuman Haus Indonesia terbagi dalam beberapa kategori, yaitu milk based, coffee based, tea based, cheese, choco, dan yakult. Varian minuman ini ditawarkan dengan harga yang cukup terjangkau, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp20.000 per cup.
Pengalaman Pendiri dan Ujian Komitmen di Awal Bisnis
Sebelum mendirikan Haus Indonesia, Gufron yang menjabat sebagai CEO PT. Inspirasi Bisnis Nusantara telah memiliki pengalaman dalam berbagai usaha di bidang Food and Beverage (F&B), khususnya bisnis makanan. Ia melihat bahwa bisnis F&B cukup menarik karena interaksinya dengan banyak orang. Selain itu, menurut Gufron, minuman lebih sering dikonsumsi dibandingkan makanan. Orang cenderung tidak mengonsumsi menu makanan yang sama setiap hari, berbeda dengan minuman yang fleksibel dipadukan dengan berbagai jenis makanan.
Dengan bekal pengalaman bisnisnya, Gufron mampu mengevaluasi kinerja timnya dalam usaha yang dijalankan. Gufron dkk membuka gerai pertama mereka sehari sebelum Lebaran, mulai pukul 4 sore hingga 10 malam. Keputusan waktu tersebut diambil oleh Gufron yang berpengalaman untuk menguji komitmen dan pengorbanan waktu dari rekan-rekan bisnisnya. Hasilnya, seluruh tim hadir pada pembukaan gerai pertama dan berhasil meraih omzet yang tinggi. Hal ini membuktikan tingginya komitmen Gufron dkk terhadap bisnis minuman yang mereka bangun.
Ekspansi Online dan Konsep Gerai yang Lebih Nyaman
Selain membuka gerai di berbagai kota di Indonesia, Haus Indonesia juga memanfaatkan layanan online seperti Go-Food dan Grab-Food. Berdasarkan data dari layanan online tersebut pada tahun 2019, pelanggan Haus Indonesia berasal dari berbagai kalangan. Terlihat data pekerja kantoran juga banyak membeli produk Haus Indonesia. Menanggapi hal ini, Haus Indonesia meluncurkan konsep “Haus 2.0” dengan gerai yang lebih nyaman. Gerai Haus 2.0 dilengkapi fasilitas AC dan area parkir mobil, serta menawarkan produk tambahan berupa roti dan camilan.
Kesimpulan: Keberanian Berbeda Membuahkan Hasil Gemilang
Upaya yang dilakukan Gufron dkk untuk mengembangkan Haus Indonesia tentu tidaklah mudah. Mereka berani tampil beda dengan merek minuman kekinian lainnya yang umumnya menyasar pasar kelas atas. Dengan modal yang relatif kecil di industri Food and Beverage (F&B), Haus Indonesia berhasil menjadi salah satu bisnis F&B terbaik di Indonesia. Terbukti, dari gerai awal yang hanya berukuran kecil, kini mereka telah memiliki ratusan cabang yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.
Jika artikel ini bermanfaat, mari bagikan kepada teman-teman Anda. Jangan lupa untuk menyukai, membagikan, dan memberikan komentar pada artikel ini ya, Sahabat Kelana.
referensi:
- umkm.id
- haus.co.id
- https://www.kompas.com/food/read/2021/04/16/190900075/perjalanan-haus-bisnis-minuman-kekinian-bangun120-kedai-selama-3-tahun?page=all
- https://www.zonaduit.com/2021/04/haus-indonesia.html
- http://www.theiconomics.com/art-of-execution/bagaimana-brand-minuman-haus-indonesia-bisa-tumbuh-pesat-dalam-2-tahun-terakhir/