Semua berawal dari sebuah postingan di TikTok — video pendek yang menampilkan Masjidil Aqsho dengan caption “Tempat Isra’ Mi’raj Rasulullah ﷺ.”
Entah kenapa, dadaku langsung bergetar. Dari situ aku mulai riset, nonton vlog perjalanan, dan akhirnya nemu agen terpercaya yaitu Kelana Haramain Travel yang menyediakan paket Umroh Plus Aqsho.
“Kayaknya ini panggilan deh,” bisikku waktu itu.
Mimpi Lama yang Akhirnya Nyata
Dulu aku pikir ibadah Umroh itu cuma buat orang tua. Tapi ternyata, banyak banget anak muda yang justru berangkat lebih dulu — bukan cuma demi ibadah, tapi juga demi menemukan arah hidup.
Aku pun mulai menabung. Setiap kali hampir tergoda belanja online, aku ingat lagi: “Aqsho, tunggu aku.”
Dan akhirnya, tibalah hari keberangkatan itu. Perjalanan dimulai dari Madinah — kota yang penuh cinta.
Begitu menginjakkan kaki di sana, aku langsung merasakan aura damai yang sulit dijelaskan. Setiap langkah terasa ringan, setiap doa terasa dekat.
Dari Makkah Menuju Palestina
Setelah menyelesaikan rangkaian Umroh di Masjidil Haram, rombongan kami bersiap melanjutkan perjalanan ke Palestina.
Deg-degan? Banget. Tapi juga excited luar biasa. Bayangin aja, bakal menapaki tanah tempat Rasulullah ﷺ melangkah saat Isra’ Mi’raj.
Sesampainya di Yerusalem, udara terasa berbeda. Langit cerah, tapi ada keheningan yang dalam. Dan di depan mata… berdiri megah Masjidil Aqsho.
Seketika air mataku jatuh tanpa bisa ditahan.
“Ya Allah سبحانه وتعالى… akhirnya aku sampai juga.”
Masjidil Aqsho: Simbol Cinta dan Keteguhan
Pemandu kami bercerita panjang lebar tentang sejarah Masjidil Aqsho — tempat suci ketiga umat Islam, yang diberkahi Allah سبحانه وتعالى.
Di sinilah para nabi pernah berdiri, di sinilah Rasulullah ﷺ diangkat menuju langit.
Tapi di balik keindahannya, ada kesedihan yang terasa. Tentang perjuangan rakyat Palestina, tentang doa-doa yang tak pernah berhenti dipanjatkan.
Rasanya seperti melihat dua dunia sekaligus: dunia yang damai karena iman, dan dunia yang keras karena perjuangan.
Itu momen di mana aku sadar — perjalanan ini bukan sekadar ibadah, tapi juga bentuk solidaritas dan cinta untuk saudara seiman.
Pelajaran dari Palestina
Di sela kunjungan, aku ngobrol dengan pemuda lokal bernama Yusuf. Umurnya 23 tahun, seumuran denganku. Tapi cara dia bicara penuh keyakinan luar biasa.
“Setiap pagi aku ke Masjidil Aqsho,” katanya, “karena di sinilah kami menemukan harapan meski dunia terlihat gelap.”
Aku terdiam.
Di usia kami, banyak anak muda sibuk mengejar karier, eksistensi, atau popularitas. Tapi Yusuf sibuk menjaga masjid — menjaga iman.
Itu bikin aku refleksi: apa yang sebenarnya selama ini aku kejar?
Dan di situlah aku belajar makna sejati perjalanan ini. Bahwa ibadah bukan cuma ritual, tapi juga perjuangan menjaga cahaya dalam diri.
Umroh Plus Aqso, Perjalanan yang Menghidupkan Hati
Banyak orang berpikir Umroh Plus Aqso itu cuma tambahan destinasi. Padahal, bagian inilah yang justru bikin perjalanan makin bermakna.
Rasanya seperti puzzle yang lengkap — dari Makkah, Madinah, hingga Al-Quds.
Setiap tempat punya energi spiritual berbeda:
- Makkah mengajarkan ketundukan,
- Madinah mengajarkan cinta,
- Aqsho mengajarkan keteguhan.
Dan tiga nilai itu adalah bekal berharga buat generasi muda zaman sekarang — supaya nggak gampang goyah menghadapi dunia yang serba cepat ini.
Ajak Diri Sendiri untuk Berani Berangkat
Buat kamu yang masih mikir, “Umroh nanti aja deh, tunggu mapan,” percaya deh, kadang yang kamu butuhin bukan duit lebih, tapi niat lebih kuat.
Banyak teman seangkatan yang berhasil berangkat karena punya tekad. Salah satunya ikut program dari Kelana Haramain Travel, yang udah berpengalaman nganter jamaah ke tiga masjid suci dengan pelayanan terbaik.
Perjalanan ini bukan tentang mewah atau mahal, tapi tentang makna. Tentang bagaimana setiap langkah jadi saksi cinta kita pada Allah سبحانه وتعالى dan Rasulullah ﷺ.
Akhir Perjalanan, Awal dari Hati yang Baru
Malam terakhir di Aqsho, aku duduk di pelataran masjid, menatap langit malam yang bertabur bintang. Aku merasa… damai.
Bukan karena semua urusan hidup selesai, tapi karena aku tahu ke mana arah hidupku setelah ini.
Perjalanan Umroh Plus Aqsho membuatku percaya bahwa setiap doa, setiap air mata, dan setiap langkah dalam kebaikan — pasti sampai pada tujuan yang indah.
Mungkin tidak sekarang, tapi pasti pada waktu yang paling tepat menurut Allah سبحانه وتعالى.
Dan saat pesawat beranjak meninggalkan langit Palestina, aku menatap ke luar jendela dan berbisik,
“Terima kasih, Ya Allah, sudah izinkan aku menjejak surga di bumi.”
Sebuah pengalaman yang tak akan pernah kulupa — Umroh plus Aqsho yang benar-benar mengubah hidupku.