Biaya umroh sering dianggap momok besar bagi mereka yang bergaji pas-pasan. Banyak yang berpikir, “Ah, mana mungkin bisa berangkat Umroh dengan gaji UMR.” Tapi cerita pasangan muda bernama Rafi dan Dinda ini membuktikan sebaliknya. Dengan gaji Rp4 juta per bulan, mereka berhasil menabung perlahan demi impian suci ke Tanah Suci.
Awal Mimpi: Dari Doa Kecil di Sepertiga Malam
Rafi bekerja sebagai karyawan pabrik dengan gaji UMR Rp4 juta. Istrinya, Dinda, seorang ibu rumah tangga yang kadang membantu berjualan online kecil-kecilan. Mereka baru punya satu anak yang masih balita. Di tengah kesibukan dan kesederhanaan hidup, ada satu doa yang selalu mereka bisikkan setiap sepertiga malam: bisa menginjakkan kaki di Baitullah.
“Walaupun gaji pas-pasan, kita coba nabung, ya. Nggak apa-apa pelan-pelan, yang penting niatnya kuat,” kata Dinda suatu malam sambil menimang bayi mereka. Rafi hanya mengangguk sambil tersenyum, dalam hati ia tahu perjalanan ini tidak akan mudah.
Langkah Pertama: Menyisihkan di Awal Gajian
Mereka memutuskan untuk membuat rekening khusus tabungan Umroh. Setiap kali gaji masuk, Rp800 ribu langsung dipindahkan ke rekening tersebut. Tidak peduli ada kebutuhan mendadak atau godaan belanja, mereka berkomitmen untuk tidak menyentuh tabungan itu.
“Kalau nunggu sisa, pasti nggak akan ada yang tersisa,” ucap Rafi. Jadi, strategi mereka jelas: potong tabungan dulu di awal, baru sisanya dipakai untuk kebutuhan harian.
Perjalanan Penuh Godaan
Tentu saja, menabung dengan gaji pas-pasan tidak mulus. Ada kalanya anak sakit butuh biaya lebih, atau ada undangan hajatan keluarga yang menuntut sumbangan. Bahkan, saat teman-teman Rafi ngajak nongkrong atau liburan, ia sering menolak dengan alasan hemat.
“Bro, masa tiap minggu nggak ikut kumpul sih?” tanya temannya. Rafi hanya tersenyum. Dalam hati ia berbisik, “Aku lagi nabung buat perjalanan yang lebih besar.”
Dinda pun demikian. Saat ada promo belanja online, ia sering tergoda. Tapi ia selalu mengingat kembali niat awal mereka. “Lebih baik tahan sekarang, biar nanti bisa belanja doa-doa di depan Ka’bah,” katanya sambil bercanda pada dirinya sendiri.
Simulasi Tabungan Mereka
Dengan penghasilan Rp4 juta, inilah cara Rafi dan Dinda menghitung:
- 50% (Rp2.000.000) untuk kebutuhan pokok
- 20% (Rp800.000) untuk tabungan Umroh
- 20% (Rp800.000) untuk kebutuhan transportasi & sosial
- 10% (Rp400.000) untuk dana darurat
Berikut simulasi perjalanan tabungan mereka:
Bulan ke- | Tabungan per Bulan | Total Tabungan |
---|---|---|
6 | Rp800.000 | Rp4.800.000 |
12 | Rp800.000 | Rp9.600.000 |
18 | Rp800.000 | Rp14.400.000 |
24 | Rp800.000 | Rp19.200.000 |
30 | Rp800.000 | Rp24.000.000 |
36 | Rp800.000 | Rp28.800.000 |
40 | Rp800.000 | Rp32.000.000 |
Bayangkan, dalam waktu 3 tahun 4 bulan, mereka sudah bisa mengumpulkan Rp32 juta. Angka yang cukup untuk biaya Umroh standar.
Titik Balik: Menemukan Kekuatan Doa
Suatu malam, saat Rafi merasa lelah karena kerja lembur, ia hampir menyerah. “Din, apa nggak terlalu berat ya kita nabung segini tiap bulan? Rasanya uang selalu kurang.”
Dinda menggenggam tangannya. “Bang, jangan lihat beratnya. Lihat tujuan akhirnya. Bayangkan kita thawaf sambil gendong anak kita, berdoa di depan Ka’bah. Semua perjuangan ini bakal terasa manis nanti.”
Kata-kata sederhana itu membuat Rafi kembali semangat. Mereka sadar, perjalanan menabung Umroh bukan hanya soal uang, tapi juga latihan sabar, ikhlas, dan istiqomah.
Kebahagiaan yang Tak Bisa Dinilai dengan Uang
Tahun demi tahun, tabungan mereka bertambah. Meski hidup tetap sederhana, ada cahaya kebahagiaan setiap kali melihat saldo rekening tabungan Umroh. Itu bukan sekadar angka, tapi simbol harapan dan doa.
Akhirnya, setelah lebih dari tiga tahun menabung, mereka berhasil mencapai target Rp32 juta. Saat itu, Dinda meneteskan air mata haru. “Alhamdulillah, Bang. Doa-doa kita dikabulkan. Kita bisa berangkat.”
Rafi hanya bisa sujud syukur. Dalam hatinya, semua pengorbanan terasa ringan ketika membayangkan mereka akan segera berada di Masjidil Haram.
Penutup
Cerita Rafi dan Dinda membuktikan bahwa gaji UMR bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Dengan komitmen, strategi, dan doa, siapa pun bisa menabung untuk Umroh. Ingatlah, bukan besar kecilnya gaji yang menentukan, tapi seberapa besar niatmu.
Jadi, jangan pernah ragu untuk memulai. Mulailah dengan menyisihkan sedikit dari gajimu hari ini. Karena setiap rupiah yang kamu kumpulkan akan mendekatkanmu pada panggilan suci. Jangan takut lagi dengan biaya umroh, karena Allah سبحانه وتعالى selalu membuka jalan bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.